All I Want To Do Is Look Out The Window. It's Beautiful.

January 31, 2018

Oh My Gee. It's still January here.

Target gue tiap bulan adalah memposting minimal satu blog post setiap bulan. Kadang pernah ada bulan dimana gue gak kepikiran untuk menulis. Satu, tidak ada yang seru untuk dibahas. Dua, nggak ada ide atau keinginan untuk nulis. Dan yang ketiga: males, obviously. Hahaha. Tapi kalau dilihat-lihat ya hampir tiap bulan gue mencoba menulis disini. Writing is my old, easy or maybe a mind theraphy for me. Karena gue merasa lebih nyaman mengekspresikan diri lewat tulisan kali yah. I'm not really good at expressing nor speaking about my own feelings verbally, so yeah, maybe because I used to read a lot since I was a kid, I got really used to comfortably writing my thoughts down in a journal in return.


Terus apakah ada yang seru, heboh atau worth untuk diceritakan? Honestly I'm not really sure too. Ehe.
  
Gue kan sempet nge-post tentang my upcoming age turn kan ya sehari sebelum tanggal 24. On the 23rd I feel like I need to post something, dan kebetulan tulisannya selesai malam itu juga dan gue putuskan untuk post itu sekitar jam 22.00 WIB (00.00 KST) (ETJIE). Kayak mau ngucapin aja gitu buat diri sendiri, haha. I'm talking about this post btw.

Setelah itu gue beneran mau tidur, tapi pas buka hape kok that one particular chatroom lagi ribut banget sampe lagi ada group video call. Terus gue ikutan sebentar wkwkwk. Sebelum jam 00.00 gue udah caw dan mau bobo.

Man, IDK, I'm not expecting anything from them that time. Gue beneran bobo aja tanpa merasa bersalah, dan paginya pas gue buka hape YA ALLAAAAAH, the screenshoots below will speak for itself :')

 



I feel so sorry for them. Gila. Mana kepikiran gue kalo mereka udah ngerencanain ini. Sumpah ya selama gue hidup, ini adalah surprise ulangtahun yang paling hngggggggggg gimana yaaa... I lost words. Gitu deh. Gue masih speechless sebenernya. Setelah menghabiskan empat tahun bersama di bangku kuliah; for them I am forever their kiddo (bcs I'm the youngest there), forever their punchball, and forever 'seksi kesalahan' buat mereka. I'm so thankful.

On the same day, I treat my self with watching Maze Runner: The Death Cure on the d-day of the release. Sendirian. Yep. Gue sudah coba ajak temen temen yang lain tapi ya mungkin waktunya belom tepat aja sih, dan entah kenapa saat itu gue pingin catch up di hari pertama karena gue udah nunggu-nunggu banget film ini, berasa sudah selevel sama Star Wars yang tiap tahunnya harus gue tonton di screening hari pertama. IT WAS CRAZY GEWD. Sebuah chapter penghabisan dan pamungkas yang pecah banget. HuHUHUHUhuhu I feel like I don't mind wathing it for the 2nd time.


The days after gue akhirnya, heads to Jakarta. Again, all alone. Truthfully I never mind to travel alone bahkan sebenarnya gue seneng banget jalan-jalan sendirian. I have no idea too. Strictly speaking, I wasn’t new to long-distance train travel. I do that a lot and I’ve been enjoying that. Karena gue akan menyiapkan semuanya sendiri, gue belajar untuk ‘nyaman-nyamanin’ diri sendiri selama perjalanan karena mungkin gue nggak akan banyak komunikasi sama orang (kecuali ada orang yang mau ngobrol sama gue, haha).
  
On the train, there’s no need to worrying about activities that are better in groups. Your whole itinerary is pre-determined. Where to start? Nengok aja ke jendela, HAHAHA. Gue juga suka banget download album-album baru yang akan baru gue dengarkan di kereta. So I start being thoughtful about my playlist. Jadi dari rumah gue udah masukin lagu-lagu/album yang pingin gue dengerin selama perjalanan, karena gak mungkin kan gue bengong terus-terusan? Gue juga bukan tipe orang yang banyak main hape kalo lagi di transportasi umum; I rather read books, have a conversation with strangers (kalo ada), atau cuman dengerin lagu sampai ketiduran. I guess that’s bunch of fun stuff about traveling by yourself. Gue suka aja, it makes me excited. And to top it off, you can look out the window. Of course there’s plenty more to do on the train, kayak nge-scroll Lambe Turah, tidur, makan, or you could knit, I guess. But here’s the thing: you won’t to do any of those things. All you will want to do first is look out the window, honey.

Gak ada urusan penting yang akan gue lakukan di Jakarta sebenernya, cuman mau main doang. Dari dulu sudah sering banget ditodong Al buat main ke Jakarta sih, dan baru bisa sekarang karena akhirnya gue sudah lulus. YAY. Dan bakal ketemu Eska juga disana, so double YAY.

We rented a whole apartment unit somewhere at Kelapa Gading. Gue kaget pas nyampe sih, karena ini view yang gue dapet dari balkonnya. Dan dengan berita yang gencar akhir-akhir ini kalau sedang banyak gempa yang terjadi dan kerasa di daerah Jakarta juga sekitanya, gue jadi super parno.


Never thought that I would stay on the 31st floor of the building. I'm traumatized.
  
Long story short, this is what I got from Al for my birthday. An eyelash extention LOL. Ajaib bener nih anak.
(I'm deeply sorry for you who don't expect to see my bare eyebrows. It looks so bad here)

A short gateway to J-town was fun. Three of us had a great time together. Selama tiga hari dua malam ya agendanya tidak lain adalah sekitaran midlife criris talk, failing at making our own breakfast, mall to mall dan lunch/dine out tiap hari. Di Jakarta juga gue akhirnya nemu loafers yang gue pingin banget dari dulu. Gotta count this as my birthday gift because it's a stuff that I've been wanting since forever, akhirnya ketemu dan kebeli juga. Ahaaaaaa I'm so happy.

Di hari terakhir gue di Jakarta, mereka juga nganter sampe kereta gue mau berangkat :')

 MI BEBES 

Dari Gambir kereta baru jalan pas jam 20.00. I scrolled my phone’s gallery, looking thorough our group chat, nge-save-in foto-foto, ngabarin kalo gue sudah on board dan mulai men-shuffle playlist. Sampai akhirnya di Stasiun Bekasi kereta berhenti dan ada orang-orang baru yang naik. Salah satunya orang yang akan duduk di belakang gue, right behind of my seat. Ini orang tinggi, rambutnya pendek rapih, pake kemeja yang di double sama knitted v-neck sweater berwarna navy diluarnya, ranselnya dia taroh di bagasi. Oh cmon, its a guy, obviously, lol.

Asalnya doi duduknya di bangku C tapi pindah ke D karena sebelahnya yang minta. Okay, gue akuin, I can't stop looking at him since our first encounter when he put his belongings to the luggage racks that above from my seat. We had short eye contact and that's all. Walaupun begitu, gue cukup dibikin senewen dengan apa yang gue liat. Why? Because for me he’s good looking and attractive. Pakek masker sih, but he still looks good, at least for me. 

Ya namanya juga sudah malam kan, diluar jadi gak keliatan apa-apa, otomatis kalo liat ke jendela jatohnya malah ngaca. Dan ikut kepantul juga bayangan orang-orang yang menghadap ke jendela,  termasuk yang di belakang.

Sudah berapa kali gue ngintip ke belakang lewat jendela. If you ask me how many time our eyes catch each other’s gaze on the window gue juga gatau. Sampai akhirnya gue ketiduran dan bangun lagi. When I woke up I found him sleeping with his earphone hanging on his v-neck sweater, saat itu rasanya gue mau membelai rambutnya. Sinting ye gebleg. I must be crazy.

Oh no, sudah hampir jam 23.00 yang artinya gue akan segera turun di Stasiun Cimahi sebelum Stasiun Bandung karena itu adalah stasiun yang terdekat dari rumah. "I’M ABOUT TO GETTING OFF THE TRAIN. THIS IS NOT A DRILL. THE LIFE WE HAD PLANNED TOGETHER IS SLIPPING AWAY, DEAR. Okay, so stay still, close your eyes so I can see you for the last time before I get off." See? Gue genit banget sih, sampe merinding sendiri. Hiiiiyyyyyyy.

Pas ada pengunguman kalau sudah mau sampai, gue mulai grasak grusuk kan itu nyiapin bawaan (maap ni maklum tas jinjing yang isinya baju cuman satu doang, sisanya kresek belanjaan semua), itu orang tiba tiba bangun. 'Hah, apa dia juga turun di sini?' Gue sempet kepikiran gitu sih. When he woke up, gue nengok kaca lagi... GEMBEL, masih aja keulang lagi. I'M NOT LYING! HE STARES INTO MY EYES FOR GOD SAKE KALAU ENGGAK YA THATS MEAN I TOTALLY WENT CRAZY THAT TIME. Njir, geter sih ada. Atau mungkin ya dia ternyata curiga sama gue wkwk, ya lagian ngepain ada cewek aneh duduk di depannya merhatiin dia terus dari awal naik. Ya gitu deh. I don't mind if he think that way, I was soooo creepy, I knew it.

Ini mungkin gue super ge'er aja sih tapi pas gue berdiri dan mau turun lewat pintu belakang, dia keliatan nurunin maskernya (SENGAJA YA KAMU MAS?!?!?!?!), tapi gue tetep aja lempeng jalan ke pintu sambil masih dagdigdug karna pingin liat mukanya for the last time, tapi gue gak cukup berani untuk melakukannya. Beraninya liat dari jendela doang, dikasih aslinya gamau, basian memang Sandy ini. The thing is, gue sudah lama gak ngerasain kayak gini. Its been a long time since my heart get flustered over a guy, moreover, a stranger. Ternyata gue masih hetero.

Shit. Sampe perjalanan ke rumah pun gue masih degdegan karena keisengan gue yang selama perjalanan ngintip-ngintip ke belakang.

So, the other beauty of solo train travel is that you’ll not only see those different faces of the town from the window, but you’ll likely meet strangers, or falling in love with them...maybe from the their reflection on the window... (AH SA AE LO KATENBAT).

Dan ini adalah salah satu komentar warga net:


With these people, most of whom I would probably have no other reason to meet— I’ve had conversations about destination, pendidikan, keluarga, cuaca, sampai teroris. On trains, gak kayak pesawat sih menurut gue, even the introverts talk. Trains crack open humanity. They connect disparate people as much as they connect far-flung towns.

Since I’ve taken up long-distance train travel, several friends have offered to join me. But my answer is always the same: Sorry, you’re not invited. I ride the rails alone :)

Jadi intinya di penghujung bulan ini I should stop thinking less about myself, I have the best clique ever, I am loved dan harusnya gue aware kalau semesta selalu punya cara untuk ngagetin sekaligus membahagiakan gue bahkan dengan sesuatu yang simpel, seperti falling in love ewwwhy why it sounds so corny and greasy, blah with strangers on public transportation. *winks*  

Dan karena ini masih Januari (so it's still 'my season'), di bulan ini semua favorit gue pada punya event dan release yang waktunya bertubi-tubi, yang entah kebetulan atau gimana, jadi semua ini sudah bagaikan hadiah buat ulangtahun gue. VIXX’s year end performance (yang meledak banget, OMG KOREA WHERE HAVE YOU BEEN?), Jay’s ALL OF ME Concert for two days straight, Rav’s NIRVANA Mixtape, last chapter of Maze Runner, sampai akhirnya lagu ini dirilis secara official di akhir Januari.

What a good way to end and close the first 31 days of 2018.



P.S:
Big shout out to my loyal supporter too!! Pertamakalinya nraktir temen-temen kuliah a lunch (karena mungkin ini kesempatan terakhir buat gue nraktir yang rumahnya pada jauh-jauh ini). Maaf ya cuman baru bisa traktir ini, kalau Zenbu belom mampu, tapi Insyaallah suatu saat nanti! *finger crossed* I'll see you when I see you! Thank you for the atrocious four years in college, for being such a nice sisters for me, for being a dependable besties for this bitch. I sincerely thank you.


Yeah, that just me being me on the right... but not in the right state of mind...






You Might Also Like

0 comment